Monday, February 13, 2012

Senjata perang jaman dulu

Macam-macam senjata perang jaman dulu

 

Pada perang atau pertempuran kuno jaman dulu (Ancient Warfare) khususnya di eropa, perkembangan persenjataan yang dipergunakan sudah cukup canggih. Hal itu tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan yang ada sehingga mereka bisa membuat senjata yang cukup canggih pada masanya. Umumnya mereka menggunakan senjata pelontar maupun senjata tajam lainnya. Mau tahu apa saja, nah berikut ini diantara jenis senjata yang dipergunakan pada perang kuno.

Ballista

Ballista adalah senjata artileri pertama yang dilaporkan di masa kuno dan sangat dihubungkan dengan Kekaisaran Roma. Ballista merupakan atribut di abad pertengahan, yaitu di awal Abad ke-11. Berbagai bentuk dan variasi ballista banyak ditemukan di sisa-sisa peradaban kuno, tetapi pada dasarnya mempunyai konsep dan operasi yang serupa.
Ballista dioperasikan dimedan peperangan sebelum senjata artileri beramunisi ditemukan di akhir Abad Pertengahan. Ballista dibuat dari berbagai jenis potongan kayu dan logam yang dapat dioperasikan sebagai senjata beroda yang dapat bergerak atau senjata yang dapat dibawa ke medan perang.
Kekuatan ballista terletak pada kemampuan mengarahkan tombak besar ke arah formasi infantri. Tombak/anak panah besar ini cukup panjang dan kuat untuk menembus beberapa orang dalam satu tembakan, jika cuaca baik, ballista dapat menjadi senjata yang sangat dapat diandalkan dan akurat.
Dioperasikan oleh dua orang, ballista dibuat sebagai crossbow raksasa. Kata ballista berasal dari bahasa kuno yang berari crossbow. Ballista beroperasi dengan prinsip tegangan seperti pada busur dan anak panah. Ballista beroperasi dengan memutar empat jeruji engkol besar yang biasanya berada di bagian belakang, mengencangkan tali (atau urat daging hewan) yang menarik kerekan ke belakang. Pengisi amunisi akan menjatuhkan tombak ke ayunan peluncur dan penembak akan melepas pelatuk tekanan, kemudian secara efektif menembakkan tombak ke arah musuh dengan kecepatan menakutkan. Balista dapat terlihat musuh dari jauh dan dapat digunakan untuk menjatuhkan mental musuh.
Secara alami, ballista dengan roda terus dikembangkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peperangan dan semakin mudah digerakan untuk mengantisipasi perubahan pergerakan formasi musuh. Akan tetapi senjata ini tidak dapat beroperasi dengan baik dalam kondisi berkabut dan basah, terutama jika terbuat dari urat hewan. Kondisi yang basah menyebabkan urat kehilangan tegangan.
Ballista mempunyai kekurangan untuk pertempuran jarak pendek dan dapat ditinggalkan jika kondisi tidak memungkinkan. Membidikkan ballista secara individual juga tidak efektif untuk pemakaian senjata ini. Pengoperasian dalam kondisi jarak dekat, dengan senjata tangan, akan membuat ballista tidak berguna sama sekali.
Awak yang terlatih dapat menembakkan ballista secara berurutan dengan sistem perulangan atau semi-otomatis, dengan asumsi senjata dalam keadaan yang terbaiknya.
Pada akhirnya, sistem sederhana ini menghasilkan keuntungan besar dalam peperangan sebelum ditemukannya senjata artileri beramunisi. Hingga saat itu, ballista memberikan efek yang luar biasa pada peperangan, terutama pada pasukan infantri atau kavaleri besar yang bergerak.


Cataphract


Cataphract adalah evolusi kuno dari kuda perang yang meningkatkan perlindungan lapis baja untuk penunggang maupun kudanya. Berbagai peradaban dan kerajaan menggunakan cataphract dalam berbagai cara, memakai meraka dalam grup strategis yang memberikan efek kejut pada pasukannya di medan perang. Faktanya, kata cataphract berasal dari Yunani yang berarti “terlindungi” dan dalam bahasa Roma disebut clibanarii yang berarti “oven men”
Cataphract merupakan usaha untuk memperoleh jalan yang lebih baik untuk mempersenjatai pasukan/penunggang. Maces (senjata seperti palu hanya saja pada ujungnya terdapat bulatan logam berduri) menawarkan kemampuan pukul yang bagus, dapat menghancurkan tengkorak manusia dengan mudah, tetapi membutuhkan jarak yang sangat dekat bagi penunggang terhadap targetnya. Seperti halnya tombak atau “kontos” di Yunani, dikembangkan secara khusus terutama untuk penunggang cataphract. Ujung tombaknya dibuat dengan panjang dan bentuk sedemikian rupa untuk meningkatkan kemampuan penunggang agar dapat menusuk targetnya, dan kemungkinan untuk menusuk beberapa orang dalam sekali percobaan.
Seseorang berasumsi bahwa dengan berat cataphract akan membatasi gerak dan daya tahannya, terutama dalam panasnya musim panas. Cataphract Persia terutama kuda anakan Persia yang disebut dengan kuda Nesaean mempunyai ukuran dan kekuatan yang sangat besar, yang sangat cocok untuk cataphract. Nesaean menawarkan kombinasi klasik dari kecepatan, kekuatan dan ukuran besarnya yang mempengaruhi psikologi lawan. Pasukan Byzantium pada sekitar 1.100 AD memakai pasukan yang similar dengan cataphract dengan lapis baja di seluruh tubuh kuda dan penunggangnya. Chainmail digunakan untuk melundungi wajah penunggang dan kulit atau logam tambahan digunakan untuk melindungi lengan dan kaki dari cidera. Helm logam juga menawarkan perlindungan seperti tameng bulat kecil.
Cataphract tetap menjadi senjata hebat untuk beberapa lama hingga ditemukannya senapan. Akan tetapi, kekuatan cataphract sangat menakutkan pada saat itu dan proteksi lapis bajanya membuat mental penunggang menjadi kuat dan mendekati musuh tanpa rasa takut yang berarti.

Battering.ram

Battering ram adalah persenjataan kuno yang digunakan untuk mendobrak pintu atau dinding benteng. Senjata ini memeberikan pengaruh besar dalam pengembangan dinding benteng.
Dalam bentuk paling simpelnya, senjata ini berupa kayu besar dan berat yang dibawa beberapa orang dan didorong ke rintangan. Momentum dari hantaman ini cukup untuk merusak target apabila kayu ini cukup besar dan atau kecepatannya cukup cepat saat pendobrakan.Dalam desain yang lebih canggihnya, battering ram mempunyai rangka beroda dan kayunya diikatkan dengan tali atau rantai sehingga dengan mudah dapat diayunkan ke arah target dan menghasilkan tenaga yang lebih besar. Kadang-kadang battering ram mempunyai kayu yang ujungnya dipasangi dengan kepala logam dan bagiannya yang mudah diserang musuh dilapisi dengan logam. Banyak battering ram mempunyai atap pelindung dan bagian sampinya ditutupi dengan bahan basah yang berfungsi untuk mencegah kebakaran akibat serangan musuh dengan api. Battering ram seperti ini digunakan oleh Assyrian sejak abad 9 sebelum Masehi.
Cara untuk mencegah serangan battering ram adalah dengan menjatuhkan rintangan seperti pasir untuk mengurangi mobilitasnya sebelum menghantam dinding, atau dengan membakarnya serta menyerangnya secara langsung.
Beberapa battering ram tidak dioperasikan dengan ayunan tali atau rantai, tetapi dengan roller. Roller ini memungkinkan ram mencapai kecepatan yang lebih tinggi sebelum menghantam target sehingga lebih destruktif. Battering ram ini digunakan oleh Alexander the Great, seperti digambarkan oleh penulis Vitruvius.
Variasi pada battering ram termasuk penggunaan bor, tikus, pencongkel dan pengait. Alat tersebut lebih kecil dari ram dan dapat digunakan pada tempat yang lebih sempit.
Penggunaan battering ram dalam secara termasuk:
  • Destruction of Jerusalem
  • The Crusades
  • The fall of Rome 
 Penggunaan di Jaman Modern



    Battering ram sampai saat ini masih digunakan dalam banyak fungsi yang berbeda. Team SWAT dan banyak kepolisian menggunakan ram kecil (digunakan oleh dua orang) untuk mendobrak pintu yang terkunci. Battering ram modern lain termasuk sebuah silinder yang digerakkan secara otomatis sehingga menghancurkan daya hancur yang lebih besar.

    Chariot


    Chariot (kereta kuda), setidaknya di Barat, lebih terkait erat dengan peradaban Mesir Kuno daripada yang lain – walaupun desainnya muncul dalam berbagai bentuk dengan berbagai pasukan sepanjang sejarah. Dalam konsep, desain chariot mirip di berbagai pasukan (ia diwakili komponen medan pertempuran yang ringan, bergerak cepat bagi semua pasukan). Ia digunakan langsung pada medan perang, namun dapat disesuaikan bedasarkan keperluan.Chariot Sumeria merupakan penggabungan dari teknik produksi dari Mesir dan Hittite. Desain yang dihasilkan cukup unik, memanfaatkan empat kuda, tidak seperti Mesir yang memakai dua kuda dan memakai empat roda tidak seperti kebanyakannya. Pengaruh dari Hittite pada chariot Sumeria adalah pemakaian lapis baja pada ruang kusir dan di mana tentara tambahan berdiri. Kereta Sumeria yang dilaporkan sebagai yang paling “kejam” sejajar dengan desain Mesir.
    Chariot juga muncul dipakai sampai ke timur di Dinasti Cina, yang berasal dari daerah Indo-Eropa. Chariot dalam budaya Cina merupakan salah satu benda yang sangat di”tinggikan” karena tingginya biaya untuk mendapatkan kuda penarik chariot. Chariot Cina dirancang untuk mengangkut tiga orang ke peperangan (yang bertentangan dengan adat di dunia barat yang hanya dapat mengangkut dua pasukan) dan termasuk pasukan petarung (warior) (yang dapat turun dari kereta untuk bertempur atau menembakkan panah), kusir (mengendalikan dua kuda atau lebih) dan seorang pelayan warior (menyiapkan anak panah dan pada umumnya akan melakukan apa saja agar tuannya tetap selamat dalam pertempuran).
    Kecepatan maksimal chariot bergantung pada jenis kuda yang digunakan untuk menariknya, serta desain “cab” (kereta) dan rodanya. Beberapa peradaban menggunakan keledai, tetapi yang lain lebih memilih kuda khusus (yang kuat dan cepat).

    Desain kereta juga berbeda-beda dari berbagai peradaban dan beberapa di antaranya memakai desain gandar (axle) yang rumit, fitur stabilitas, penggunaan baja dan penggunaan roda empat, bukan dua yang tradisional. Dalam bentuk yang lebih ganas, chariot bersabit-besar mempunyai senjata dengan bilah (blade) yang sangat besar di pusat roda dan dapat dirakit. Blade (bilahnya) dirancang untuk melukai para pasukan yang berdiri di dekatnya dengan mudah dan hanya meninggalkan imajinasi mengenai pembunuhan besar-besaran yang dicapai di medan perang dengan chariot ini. Tentu saja, dalam perkembangannya blade ini dapat dipasang pada dua sisi roda.Walaupun pada awalnya dianggap sebagai persenjataan teror di garis depan seluruh pasukan, chariot memiliki kekurangan. Jika pada saat kondisi yang mengharuskan chariot untuk mundur atau melarikan diri, dia dapat melukai pasukan (teman) yang lain. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kerugian besar di pihak sendiri.

    Kavaleri Companion


    Kavaleri Companion bekerja di bawah Alexander the Great dari Makedonia. Kavaleri Companion telah dipilih dari bangsawan Makedonia dan sering kali dari orang yang pernah melayani raja dengan baik dalam perang sebelumnya. Komponen Kavaleri ini terdiri dari satu penunggang kuda, kuda-nya dan tombak.Di medan perang, tujuan dari unit kuda khusus ini adalah sebagai unsur kejutan. Sementara unit Makedonia yang kuat mendekati dan membuat kontak dengan musuh, Kavaleri Companion bertahan sebagai cadangan hingga datang waktu yang tepat untuk menyerang. Ketika pasukan awal merusak formasi musuh, kavaleri menyerang menuju formasi yang rusak tersebut untuk membuat kekacauan lebih dan memaksa musuh mundur. Dalam strategi ini, musuh dipaksa untuk bertarung sampai mati atau atau berbalik untuk melarikan diri yang membuat mereka kebingungan.
    Penunggang Kavaleri Companion dilindungi lapis baja ringan oleh baju baja dan helm. Selain itu Kavaleri ini dirancang agar dapat bergerak cepat seperti formasi baru pasukan Yunani yang dibuat oleh Alexander. Kuda berasal dari peranakan yang kuat dan juga dilindungi secara ringan. Persenjataan untuk penunggang terdiri dari pedang standar untuk pertarungan jarak dekat, dan sebuah tombak panjang yang dapat mencapai 18 kaki.
    Kavaleri Companion dioperasikan oleh Alexander dengan perintahnya sendiri dan biasanya dipakai sebagai cadangan sampai pada saat yang dianggap tepat. Kavaleri ini terbukti cukup efektif dalam mengalahkan Kekaisaran Persia – terutama di Perang Gaugamela (Alexander berpasukan 47.000 melawan 86000 pasukan Persia).

    Crossbow

    Istilah “crossbow” dalam artikel ini merujuk senjata tradisional pada abad pertengahan, walaupun desainnya dianggap berasal dari jaman sebelumnya. Biarbagaimanapun, yang pasti senjata ini memegang peranan penting pada peperangan, khususnya di abad pertengahan. Muncul pertama kali dengan Yunani Kuno, Roma dan Cina, crossbow memanfaatkan sebuah tegangan tali busur yang dipertahankan posisinya sampai pemakai melepaskan tegangan tali busur, melepaskan anak panah ke arah sasaran. Senjata ini muncul dalam berbagai bentuk, baik senjata tangan kecil hingga persenjataan artileri berat (ballista).

    Crossbow terdiri dari busur yang kuat dan anak panah di kawasan peran pribadi artileri. Kekuatan senjata ini cukup baik dan sangat akurat, menghasilkan daya tembus efektif berkat tingginya energi kinetis saat anak panah dilepas dan pasukan dapat dengan mudah dilatih menggunakan senjata ini dalam seminggu. Sebagai perbandingan, longbow (busur panah besar) Inggris yang kuat, pasukan perlu latihan 1 tahun untuk mengasah kemampuan akurasinya. Kekurangan terbesar dalam penggunaan crossbow adalah dalam lambatnya pengisian ulang anak panah. Longbow dalam satu menit dapat menembakkan 10 panah sementara crossbow akan memerlukan 1 menit penuh mengisi dan menembakkan satu anak panah (bolt).
    Pengisian ulang anak panah memakan lebih banyak waktu sesuai dengan jumlah energi yang diperlukan untuk membuat senjata semakin mematikan. Kemudian senjata ini memiliki “rack-and-pinion cranequin cranking” yang memungkinkan pasukan untuk memanfaatkan prinsip-prinsip dasar fisika dengan mengoperasikan tuas tenaga tangan untuk menarik senar-busur ke tempatnya. Fitur lain menggunakan ikat pinggang, engsel, tuas dan sistem cord-and-pulley yang dikenal dengan “windlasses”.
    Crossbowman pada abad pertengahan dapat digunakan dalam peran bertahan maupun menyerang. Barisan crossbowman dapat digunakan sebagai penembak garis depan, mundur kebelakang untuk mengisi anak panah, kemudian kembali lagi ke garis depan untuk menembakkan anak panahnya. Dengan mode ini yang berkelanjutan, tingkat akurasi penembakan musuh dapat tercapai. Kombinasi mematikan lainnya Crossbowman beberapa unit telah dipasang dengan perisai besar di belakang mereka, yang memungkinkan operator untuk api itu crossbow, putar sekitar untuk menghadapi perisai di musuh dan kembali. Letal kombinasi lain, adalah peran crossbowman sebagai “mounted souldier”, memberikan kekuatan pada crossbow dasar dengan mobilitas dan kekuatan dari elemen medan peperangan “mounted”. Amunisi crossbow dapat terdiri dari anak panah berujung baja tajam dengan berbagai desain, yang berarti bahaya bagi musuh yang terkena.
    Meskipun crossbow terus dimodernisasi sampai saat ini, sistem tidak lagi dipakai karena kalah jauh dari persenjataan modern, dan sebagian besar digunakan untuk berburu dan latihan akurasi.

    Contoh Crossbow Modern

    Arbalest


    Arbalest (juga arblast) merupakan variasi akhir dari crossbow Eropa abad pertengahan. Senjata ini berukuran besar, arbalest memiliki pecutan (busur) baja. Karena sebuah arbalest jauh lebih besar daripada crossbows, dan karena besarnya gaya tarik baja, ia mempunyai kekuatan yang lebih besar. Arbalest dapat melepaskan anak panah (bolt) dengan kekuatan hingga 22 kN (5000 lbf) dan akurasi hingga 500 m. Seorang arbalestier (arblaster) terampil dapat menembakkan dua bolt per menit. Arbalests kadang-kadang dianggap tak berperikemanusiaan atau tidak adil, karena seorang arbalestier tidak berpengalaman dapat membunuh seorang ksatria yang sudah berlatih selama seumur hidupnya.
    Istilah arbalest kadang-kadang dipertukarkan dengan crossbow. ‘Arbalest’ adalah bahasa Prancis Medieval yang diambil dari nama arcuballista, bahasa Roma untuk crossbow; Perancis modern menggunakan kata arbalète. Kata tersebut berlaku untuk crossbow dan arbalest (arbalest dapat disebut sebagai crossbow berat (heavy crossbow), tapi sebenarnya heavy crossbow mungkin tidak sama seperti yang arbalest).

    Trebuchet

    Sebuah Trebuchet atau trebucket adalah mesin siege yang digunakan pada Abad Pertengahan untuk menghancurkan benteng/dinding pertahanan ataupun untuk menembakkan proyektil ke atasnya. Senjata ini kadang-kadang disebut “counterweight trebuchet” atau “counterpoise trebuchet” untuk membedakannya dari senjata sebelumnya yang disebut dengan “traction trebuchet”, versi asli dengan menggunakan tenaga tarik manusia, bukan “beban pengimbang”.
    Trebuchet pengimbang muncul di tanah Kristen dan Muslim di daerah Mediterania di abad ke-12. Dia mampu melemparkan proyektil hingga seberat 350 pound (140 kg) pada kecepatan tinggi ke arah fortifikasi musuh. Kadang-kadang, senjata ini digunakan untuk melemparkan mayat berpenyakit ke arah musuh agar musuh tertular dan ketakutan, ini adalah suatu bentuk senjata biologi di abad pertengahan. “Traction trebuchets” muncul di Cina pada sekitar abad ke-4 SM dan di Eropa pada abad ke-6 Masehi, dan tidak menjadi usang sampai abad ke-16, setelah dikenalkannya mesiu. Trebuchets jauh lebih akurat dari pada catapults abad pertengahan.

    Cara Kerja Dasar Trebuchet
    Trebuchet bekerja dengan menggunakan prinsip keuntungan mekanis dari pengungkitan untuk menggerakkan batu atau peluru dan lebih jauh lebih akurat dari catapult. Sling dan lengan ayun berada pada posisi vertikal, di mana, biasanya dibantu dengan sebuah pengait, jika sling dilepas, maka melemparkan proyektil menuju target dengan kuat.
    Banyak keuntungan telah dibuat dengan Trebuchet. Ilmuwan masih berargumen apakah orang kuno meenggunakan roda untuk menyerap kelebihan kinetis energi dan meletakkan kembali ke peluru. Diketahui bahwa bak-bak, sering diputar di salah satu arah untuk mengarahkan peluru, telah digunakan untuk peluru untuk bergeser, sehingga meningkatkan akurasi.
    Mangonel memiliki akurasi yang jauh lebih jelek dari pada Trebuchet (yang diperkenalkan kemudian, sesaat sebelum penemuan dan meluasnya penggunaan bubuk mesiu). Mangonel melemparkan proyektil pada lintasan yang lebih rendah dan pada kecepatan yang lebih tinggi daripada Trebuchet dengan tujuan menghancurkan dinding, daripada melontarkan proyektil di atasnya.

    Trebuchets vs. Torsi
    Trebuchet sering keliru ditukarkan dengan senjata torsi sebelumnya yang kurang kuat. Perbedaan utama adalah bahwa senjata torsi (contohnya termasuk onager dan ballista) menggunakan tali terpelintir atau benang ikat untuk menghasilkan kekuatan, sedangkan Trebuchet menggunakan “beban pengimbang”, biasanya dipasang jauh lebih dekat dengan titik tumpuan dari pada proyektilnya untuk memberikan keuntungan mekanis, meskipun ini tidak diperlukan. Sebuah Trebuchet juga memiliki sling pemegang proyektil, dan alat untuk melepaskannya di saat yang tepat untuk memaksimalkan jarak jangkau. Trebuchets dan dan senjata torsi digolongkan dalam istilah generik “catapult”, yang meliputi segala perangkat bukan-genggam mekanis yang dirancang untuk melantingkan obyek.

    Floating Arm Trebuchet
    Trebuchet lengan apung adalah varian modern dari Trebuchet. Perbedaan utamanya adalah bahwa ia memiliki gandar tetap pada rangka, gandar terpasang pada roda yang bergulung di trek paralel dengan tanah. Ini menghasilkan pengimbang bergerak di jalur yang lebih langsung ke bawah pada saat dilepaskan, yang dapat meningkatkan energi yang ditransfer ke peluru, sehingga lebih efisien. Lebih sering, pengimbang dipaksakan turun vertikal dengan memaksanya untuk jatuh ke dalam slot vertikal, sehingga memastikan tidak ada gerakan “to-and-fro selama proses pelemparan.

    Floating Arm Trebuchet

    Gladius

    Karena serangannya terhadap Hannibal di seluruh Peninsula Iberian, Jendral Roma Scipio Africanus menjadi sangat akrab dengan pedang pendek Spanyol. Scipio kagum dengan kekuatan senjata ini dan dengan segera senjata ini diperintahkan untuk dipakai oleh Legionnaires Roma, dan kemudian, seluruh pasukan Roma Army memakai pedang pendek ini yang dalam bahasa Spanyol disebut Gladius.
    Gladius dibuat dari baja Toledo yang berbeda pada senjata umumnya waktu itu yang memakai besi atau perunggu. Baja Toledo telah tertempa hingga hampir tidak dapat dipatahkan dan ujung-ujungnya tajam dan kuat, untuk tusukan yang kuat dan mematikan. Gladius cukup berat, tetapi orang Roma selalu menemukan cara untuk membunuh musuh dengan cepat.
    Dalam sejarah pernah terjadi pertempuran antara pasukan Roma dan Makedonia, pasukan Makedonia diluluh lantakkan dengan kondisi mengerikan seperti tangan, kaki dan kepala terputus. Dengan ditemukannya tombak dan senjata lempar untuk melawan pasukan pedang, dilakukan evolusi dan modifikasi pada pedang Roma untuk meningkatkan letalitas.
    Terdapat berbagai jenis Gladius:
    • Gladius Hispaniensis: digunakan dari 200 SM hingga 20 SM. Panjang mata pisau antara 60-68 cm, dengan lebar 5cm. Ini adalah jenis Gladius terbesar dan terberat, serta Gladius yang paling pertama dan terpanjang. Berat maksimalnya 1 kg dan standarnya 900 g (dengan pegangan kayu).
    • Mainz: Mainz ditemukan di markas Moguntiacum pada 13 SM. Jenis Mainz dicirikan dari panjangnya bilah dan “point”. Panjang mata pisau ~50-55 cm. Panjang pedang ~65-70 cm. Lebar bilah ~7 cm. Berat pedang ~800g (pegangan kayu).
    • Fulham or Mainz-Fulham: nama ini berasal dari penemuannya di Thames dekat Fulham dan di saat itu adalah awal mulanya penyerangan Roma ke Inggris dimulai. Gladius ini mulai dipakai setelah invasi Aulus Plautius pada 43 M hingga akhir abad tersebut. Gladius ini berhubungan erat dengan Mainz, hanya saja lebih sempit dan mempunyai ujung triangular. Panjang mata pisau ~50-55 cm. Panjang pedang ~65-70cm. Lebar pedang ~6cm. Berat perang ~700g(pegangan kayu).
    • Pompei (or Pompeianus or Pompeii): Dinamai bedasarkan nama kota modern Pompeii, Kota milik Roma yang masyarakatnya banyak tewas karena letusan gunung pada 79M. Gladius ini mempunyai ujung potong paralel dan ujung triangular. Tipe ini adalah gladius terpendek yang sering tertukar dengan spatha yang lebih panjang. Setelah beberapa tahun, pompeii menjadi lebih panjang dan biasa disebut semi-spathas. Panjang mata ~45-50cm. Panjang Pedang ~60-65cm. Lebar bilah ~5cm. Berat pedang ~700g(pegangan kayu).

    Claymore

    Kata claymore (IPA: /’kle?m?r/ atau /kle?’m?r/, dari Scottish Gaelic claidheamh mòr, “great sword”) merujuk pada dua jenis berbeda pedang. Kata ini mungkin merujuk pada pedang dua tangan dengan sebuah cross hilt (pelindung tangan berbentuk salib di bagian atas gagang pedang), digunakan oleh Highlanders dari Skotlandia, atau merujuk pada pedang basket-hilted (berpelindung tangan mengelilingi gagang) yang diadopsi dari abad ke-16, yang hingga kini menjadi pedang pelengkap seragam Highland regiments dari AD Inggris.
    Two-handed (Highland) claymore
    Claymore dua-tangan adalah pedang besar yang dipakai pada masa akhir abad pertengahan dan periode modern awal. Pedang ini telah digunakan dalam peperangan clan konstan dan pertempuran perbatasan dengan Inggris dari tahun 1500 hingga 1700. Perang terakhir yang diketahui memakai benyak senjata ini adalah Battle of Killiecrankie pada tahun 1689.
    Ukuran rata-rata claymore sekitar 140 cm (55″) untuk keseluruhan panjang, dengan panjang pegangan 33 cm (13″), bilah pedang 107 cm (42″), dan dengan berat sekitar 2.5 kg (5.5 lb). Cukup seragam bentuknya, pedang ini diset dengan ujung pedang roda yang kadang diujungnya berbentuk bulan sabit dan sebuah pelindung tangan. Bentuk lain claymore dua-tangan adalah claymore “clamshell hilted”.


    Basket-hilted claymoreJenis selanjutnya memiliki bentuk yang lebih pendek, satu-tangan dan populer dengan pasukan Skotlandia dan Inggris di abad ke-17, dan masih terlihat dipakai secara terbatas di PD II; “claymore” modern dibawa pada PD II oleh Lt. Col. Jack Churchill. Pedang ini bermata pisau satu sisi atau dua sisi, denga berat antara 2-3 lbs (0.9 and 1.5 kg), dengan bilah pedang sepanjang 30-35 inci (0.75–0.9 m). Pelindung “keranjang” dirancang untuk melindungi tangan saat pertempuran. Pedang berpelindung “keranjang” Skotlandia biasanya dibedakan dengan pedang lain karena adanya garis di bagian dalam pelindung yang biasanya berwarna merah, and juga kadang berhiaskan rumbai dekoratif di bagian pelindung atau ujung pegangan.
    Use of the word
    Kata “claymore” digunakan dari awal Abad ke-18 merujuk pada pedang satu-tangan berpelindung-keranjang, sinonim dengan “broadsword”.

    Francisca


    Francisca merupakan sebuah senjata yang dirancang untuk membuat kerusakan parah pada tubuh maupun psikologis musuh.
    Kapak lempar lebih diasosiasikan dengan bangsa Franks dengan penggunaannya oleh Suku-Suku Jerman dan sekitarnya. Intinya, kapak kecil digunakan sebagai senjata psikologis maupun fisik, ketika dilempar, kapak cenderung memantul di permukaan tanah ke arah yang random. Kapak memiliki banyak kegunaan seperti untuk memotong musuh, menembus tameng kayu atau memotong kayu untuk dibakar ketika dibutuhkan. Untuk bangsa Franks, Francisca menjadi symbol nasional. Senjata ini diberi nama Francisca (atau Francesca) yang berasal dari sebutan bangsa Spanyol atas pemakainya, yaitu bangsa Franks.

    Francisca dicirikan dengan kepala kapak lengkung terbuat dari besi, lancip di ujung atas dan bawah, dan lebih luas di bagian tengah-depannya (blade) daripada bagian belakang yang berat. Melalui view atas-bawah, bagian blade-nya berbentuk seperti tetes air-mata similar dengan milik Vikings. Secara keseluruhan, kapak ini didesain tebal dan terpasang di bagian ujung (atas) pegangan dan sangat tajamDalam pertempuran, garis formasi bangsa Franks ditandai dengan melempar francisca ke formasi musuh dengan harapan untuk menembus tameng musuh atau membunuh musuh. Aksi pelemparan kapak ini biasanya dilakukan sebelum pasukan infantry menyerang penuh, sama seperti Legionare bangsa Roma yang melempar tombaknya. Francisca mempunyai kecenderungan yang menyeramkan, termasuk pantulan random yang membuat ketakutan musuh-musuhnya di Abad Pertengahan. Jarak efektif untuk melemparkan kapak ini adalah 40 kaki.

    Halberd

    Halberd dicirikan dengan ujung atas uang diruncingkan di kepala-kapaknya dan mempunyai kepala kapak yang dekoratif. Senjata ini merupakan “pole-weapon” (senjata galah/tiang/tongkat) yang dipakai angkatan bersenjata Swiss pada abad ke-14 dan mempunyai tinggi (panjang) 6 kaki tergantung pada panjang batang kayu yang digunakan. Halberds terbukti mudah untuk diproduksi secara masal dan merupakan senjata wajib bagi orang Swiss hingga kasta yang rendah sekalipun. Pasukan infantry yang menggunakan halberd diberinama “halberdiers” dan halberd sendiri juga dikenal dengan nama “halbert” atau “Swiss voulge”.
    Pada pertempuran, halberd membuktikan kegunaannya sebagai senjata serbaguna. Tidak hanya sebagai senjata untuk menebas, ujung kepala-kapak yang runcing membuatnya efektif untuk melawan pasukan kavaleri (kuda). Kepala kapaknya, dengan kekuatan yang cukup, dapat menembus kepala kuda di pertempuran. Bagian belakang blade-kapak juga dapat digunakan untuk menjatuhkan pasukan kavaleri. Sejak abad ke-16, kemunculan senapan pada garis depan pasukan secara bertahap mengurangi penggunaan halberd.

    Helepolis

    Kecerdasan sangat berpengaruh pada peperangan di dunia kuno. Salah satu buah dari kecerdasan ini adalah mesin perang macam helepolis ini. Helepolis adalah mesin oerang berukuran besar. Diperlukan 200 orang untuk menggerakkan mesin beroda delapan ini. Helepolis mempunyai beberapa lantai yang menjadi tempat peluncur proyektil (batu adalah amunisi utama), tangga untuk mengakses lantai di atasnta dan dilapisi besi untuk melindungi orang-orang di dalamnya dari panah dan api musuh. Senjata ini telah digunakan oleh Demetrios Poliorketes saat melawan Rhodes dalam peperangan dari 305 hingga 304 SM. Secara keseluruhan, tingginya mencapai 141 kaki. Helepolis dapat diartikan sebagai “city taker” (perebut kota).

    36 Strategi Perang Sun Tzu - ahli seni perang Cina Kuno


    Inilah 36 Strategi Perang Sun Tzu ahli seni perang Tiongkok Kuno

    1. Strategi untuk Menang

    Strategi 1
    Perdaya Langit untuk melewati Samudera.
    Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari.

    Strategi 2
    Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao.
    Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.

    Strategi 3
    Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.)
    Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.

    Strategi 4
    Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga.
    Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.

    Strategi 5
    Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.)
    Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.

    Strategi 6
    Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.
    Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.


    Bab 2. Strategi Berhadapan dengan Musuh

    Strategi 7
    Buatlah sesuatu untuk hal kosong.
    Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.

    Strategi 8
    Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.)
    Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.

    Strategi 9
    Pantau api yang terbakar sepanjang sungai.
    Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.

    Strategi 10
    Pisau tersarung dalam senyum.
    Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.

    Strategi 11
    Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.)
    Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.

    Strategi 12
    Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.)
    Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.

    Bab 3. Strategi Penyerangan

    Strategi 13
    Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya.
    Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.

    Strategi 14
    Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.)
    Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.

    Strategi 15
    Giring macan untuk meninggalkan sarangnya.
    Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.

    Strategi 16
    Pada saat menangkap, lepaslah satu orang.
    Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.

    Strategi 17
    Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok.
    Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.

    Strategi 18
    Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya.
    Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.

    Bab 4. Strategi Chaos/Kekacauan

    Strategi 19
    Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.)
    Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya.

    Strategi 20
    Memancing di air keruh.
    Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.

    Strategi 21
    Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.)
    Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.

    Strategi 22
    Tutup pintu untuk menangkap pencuri.
    Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.

    Strategi 23
    Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga.
    Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.

    Strategi 24
    Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo.
    Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang-.

    Bab 5

    Strategy 25
    Gantikan balok dengan kayu jelek.
    Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.

    Strategi 26
    Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya.
    Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.

    Strategi 27
    Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.)
    Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.

    Strategi 28
    Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.)
    Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.

    Strategi 29
    Hias pohon dengan bunga palsu.
    Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.

    Strategi 30
    Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat.
    Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.

    Bab 6 Strategi Kalah

    Strategi 31
    Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.)
    Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.

    Strategi 32
    Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.)
    Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.

    Strategi 33
    Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.)
    Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.

    Strategi 34
    Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.)
    Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.

    Strategi 35
    Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.)
    Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.

    Strategi 36
    Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina:
    “Jika seluruhnya gagal, mundur”
    Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!

    No comments: