Friday, March 12, 2010

Dunia Baru



Get Adobe Flash player  

 

Kalau anda sudah lelah ber-MLM yang ini harus anda ikuti. Dapatkan dollar demi dollar tanpa harus menjual produk, tanpa perlu mencari downline sama sekali dan.....tanpa modal awal sedikitpun, tidak sedikit orang yang telah sukses mendulang ribuan dollar/bulan.....minimal ratusan $$$/bulan......

Pendahuluan

Bagi yang belum tahu apakah dan bagaimana cara kerja Google Adsense, maka disinilah yang paling tepat untuk mulai memahaminya.
Google adalah sebuah perusahaan raksasa yang menyediakan mesin pencari yang bersaing dengan Yahoo!. Selain menyediakan mesin pencari gratis, Google juga menyediakan fasilitas lainnya seperti Google Map yang menyediakan zoom dari satelit masing-masing lokasi bumi, Blogger yang berada di bawah naungan Google juga menyediakan jasa bagi para penggila Blog untuk mencurahkan segala sesuatunya lewat blog.
Adsense sendiri berasal dari penggalan kata ad (inggris = advertising / advertisement). Berarti adsense sendiri berarti periklanan.
Jadi dengan mengikuti Google Adsense kita otomatis bisa disebut dengan publisher. Publisher artinya orang yang mengiklankan sebuah atau beberapa iklan kepada orang lain dengan harapan orang lain tsb mengklik iklan yang ditawarkan oleh publisher dan orang yang memasang iklan tsb memetik keuntungan daripadanya.

Cara kerjanya

Lantas apakah untungnya menjadi seorang publisher bagi Google?. Dan bagaimana cara mendulang dollar yang katanya bisa sampai ribuan atau puluhan ribu $$$ perbulan?.
Sebelum menjawab itu kita harus mengetahui dahulu bahwa Google menawarkan kepada pemasang iklan untuk memasarkan produk atau perusahaannya kepada masyarakat di seluruh dunia lewat Google itulah.....dan itu yang disebut dengan Adword. Jadi sekarang kita bisa membuat kesimpulan bahwa "Adword is source for Adsense"......"Adword merupakan sumber/induk dari Adsense".......
Jadi pemasang iklan yang memasang iklannya pada Google lewat Adword itu hanya akan membayar kepada Google kalau ada orang yang mengklik iklannya. Ingat, pemasang iklan hanya membayar kalau memang iklan itu sudah dibaca oleh orang yang ditujunya tidak masalah orang yang mengklik itu nantinya join atau tidak atau membeli atau tidak produk yang ditawarkan, yang penting sudah mengklik. Dan otomatis Google hanya akan mendapatkan keuntungan hasil memasangkan iklan dari pemasang iklan bila iklan itu sudah diklik orang.
Untuk mendapatkan itu Google harus mencari cara agar iklan yang dipasang itu diklik orang agar tepat sampai ditujuan. Google jujur terhadap pemasang iklannya dengan cara tidak mengklik sendiri (oleh Google) iklan itu agar pemasang iklan membayar. Jadi harus dicari cara agar iklan itu tepat disasaran dan pemasang iklanpun senang demikian pula Google senang (sebab dapat fee dari pemasangan iklan tsb).
Di pihak lain pemasang iklanpun tidak mau iklannya ditayangkan kesembarang orang. Bisa saja pemasang iklan yang hendak menawarkan real estate misalnya maka pemasang iklan lebih senang bila iklannya ditayangkan pada orang yang memang sedang mencari suatu rumah atau yang memang hobby dalam hal itu.
Atau iklan tentang jual beli anjing hias, makanan anjing, sekolah anjing dsb (di LN hal ini biasa), maka bukankah sebaiknya orang yang mengklik adalah orang yang memang menyukai bidang 'per-anjing-an' itu, bukan orang yang hobby elektronika misalnya atau bukan pula orang yang menyukai design dan interior.
Sebuah cara yang jenius dari Google telah ditemukan untuk menjawab semua kebutuhan tersebut yaitu dengan mencari publisher yang akan menyampaikan iklan tsb ke porsinya secara tepat. Yaitu dengan Google Adsense.
Jadi bila sebuah web/blog yang membahas tentang binatang hias bila menggunakan adsense maka Google akan mendapatkan kata kunci dari dominan artikel tsb dan menampilkan iklan-iklan yang berhubungan dengan binatang hias.
Sebuah web/blog yang berisi tentang bisnis akan menghasilkan iklan tentang bisnis pula dan tidak akan menampilkan iklan tentang elektronika atau tentang binatang hias itu.
Dengan demikian kita bisa ambil kesimpulan bahwa target yang dituju oleh pemasang iklan sudah tepat sasaran dan secara otomatis akan bisa menghasilkan seperti yang diharapkan oleh pemasang iklan ketimbang iklannya di-klik oleh orang yang hanya iseng-iseng saja mengklik iklan tsb.
Bayangkan saja, orang yang membuka web/blog yang membahas tentang elektronika misalnya diberi iklan tentang cara-cara merawat kuku misalnya, kalaupun sampai diklik tentunya cuma klik iseng/karena keingin-tahuan saja. Rugi kan yang pasang iklan.....oke???
Dengan menjadi publisher kita mempunyai web/blog yang membahas tentang apa saja dan membantu Google untuk memasarkan iklan yang telah dipasang pada program Adword tsb. Dan dengan bertambahnya klik iklan yang dipasang maka bertambah banyak pula komisi yang didapat oleh Google dari pemasang iklan. Kita sendiri sebagai publisher.......yang telah membantu Google menghasilkan klik untuk iklannya......tentunya dibayar oleh Google sekian persen dengan suatu rumusan yang nanti akan dijelaskan dibawah.

Cara perhitungan komisi

Rumus perhitungan pendapatan publisher adalah sebagai berikut :

Clickthrough Value of the Ad
x
Payout Rate
x
Clicktrough rate of the Ad
x
Web Page Traffic
x
Frequency of Ad

dimana :
Clickthrough Value of the Ad = budget yang diberikan oleh pemasang iklan untuk setiap klik atas iklan mereka
Payout Rate = berapa % yang diberikan oleh Google yang akan diberikan pada publisher dan di tentukan oleh Google
Clicktrough rate of the Ad = jumlah kali iklan diklik dalam suatu periode tertentu dibagi dengan jumlah kali iklan itu tampil dalam kurun waktu yang sama.
Web Page Traffic = jumlah pengunjung web/blog anda
Frequency of Ad = jumlah kali iklan tsb tampil di web/blog anda.
Dan dari perihtungan di atas kita bisa mendapatkan beberapa ribu atau ratus atau puluh atau beberapa dollar sehari tergantung dari berapa banyak klik yang kita hasilkan dan berapa iklan mana yang diklik. Setiap iklan berbeda-beda nilainya dan berbeda-beda pula komisinya.
Dari pengalaman banyak orang, $100 pertama yang dihasilkan seorang publisher pemula adalah dalam waktu 3 bulan pertama. Dan seiring waktu dengan banyaknya trafik dan banyaknya klik pada web/blog mereka penghasilan akan terus meningkat sampai dengan ribuan dollar bahkan puluhan ribu dollar perbulan. Banyak yang sudah membuktikannya.

Apa saja yang diperlukan untuk menjadi publisher

Kita tidak memerlukan modal apapun untuk menjadi publisher-nya Google. Hanya satu modal kita yaitu kita harus punya website atau blog. Kebanyakan orang mulai dari blog dan seiring waktu mereka mulai membuat website bahkan membeli nama domain sendiri.
Modal lainnya adalah blog/web kita harus menggunakan bahasa yang mendukung yaitu antara lain Inggris, Jerman, Belanda, Rusia, Cina, Korea, Jepang. Sayangnya bahasa Indonesia masih belum diperkenankan. Mungkin pada suatu hari nanti diperbolehkan, tetapi sekarang ini yang paling umum kita buat saja website/blog yang berbahasa Inggris.
Bukan berarti bila ada yang bisa berbahasa lain tidak diperkenankan, silahkan saja anda menggunakan bahasa-bahasa yang yang diperkenankan oleh Google seperti terdaftar di atas. Misalnya bila anda fasih berbahasa Belanda, silahkan tulis website/blog anda dalam bahasa yang anda kuasai tsb dan kalau memang memenuhi persyaratan pasti akan di-approve oleh Google.
Tetapi jangan coba-coba untuk membuat dalam bahasa yang berada diluar yang diperkenankan oleh Google, pasti ditolak. Saya jamin itu.....
Untuk membuat blog gratis saya menganjurkan menggunakan :
sebab blogger memang berada di bawah naungan Google, jadi ada nilai tambah kalau anda mengunakan blogger. Tetapi setahu saya banyak para downline saya yang juga menggunakan sarana blog yang lain seperti :
  • www.blogsome.com
tidak menjadi masalah, yang penting untuk diterima menjadi publisher adalah punya kandungan isi yang kuat, tidak melanggar TOS (Term of Service) yang ditetapkan oleh Google dan mempunyai bahasa yang didukung oleh Google.
atau kalau anda mau langsung menggunakan website yang gratisan juga boleh membuat web yang diajukan untuk Google. Untuk website gratisan saya bisa menganjurkan :
  • www.freewebs.com
  • www.5gbfree.com
  • www.ifastnet.com
  • www.110mb.com
atau yang lainnya yang jumlahnya ada ribuan di belantara web. Anda bisa mencarinya sendiri dengan mesin pencari Google dengan kata kunci Free Web Hosting. Saran saya gunakan free web hosting yang tidak memaksakan adanya iklan atau banner atau pop-up dari mereka (free web hosting yang kita gunakan) pada web kita. Empat web yang saya referensikan di atas memenuhi persyaratan itu.
Tetapi untuk pemula saya menganjurkan agar menggunakan blog saja dahulu untuk diajukan ke Google Adsense. Yang penting di-approve dahulu baru pengembangannya nanti belakangan.
Kemudian, bagi yang tidak bisa berbahasa Inggris juga tidak usah khawatir, copy dan paste saja artikel-artikel yang memang banyak di Internet, dan jangan lupa untuk menuliskan sumber artikel kita di paling bawah artikel. Kalau mau lebih jelas, anda dapat langsung saja ke blog saya sendiri di :
  • http://allyouneed.blogsome.com/
dan anda lihat sendiri bagaimana caranya menuliskan artikel dan sumber-sumber artikelnya. Klik judul sebuah artikel dan lihat di paling bawah artikel tsb selalu saya berikan sumbernya darimana.
Sekalian anda lihat disitu, untuk sebuah artikel, maka iklan yang keluar pastinya yang berhubungan dengan content artikel yang sedang anda baca.
atau anda bisa juga lihat beberapa web saya yang lainnya yang mengandung adsense :
  • http://huangwelly.110mb.com/freedic.html
  • http://huangwelly.110mb.com/rss/index.html
  • http://huangwelly.ifastnet.com/rss2/index.html
anda bisa melihat, penempatan Adsense yang berada disana sudah ditata dengan cantiknya sehingga akan menghasilkan dollar secara maksimum.

Langkah-langkah mendaftarkan web/blog ke Google Adsense

Sekarang setelah anda membuat web/blog anda tinggal mendaftarkannya ke Google Adsense :
|
|
|
V


Klik banner button di atas.
sesuai dengan TOS dari Google, pada halaman ini cuma button ini untuk mendaftar di Adsense yang tampil dan tidak ada lagi di bagian bawah halaman website ini.
maka ada layar berikut ini :
tunggu sebentar...........dan layar akan berganti: isi data-data anda disini :
pada kolom website/URL isikan dengan alamat web/blog anda.
Ingat untuk mengisikan nama harus sesuai dengan KTP, sekali lagi sesuai KTP. Sekali saja anda salah menuliskan nama setelah di-approve, maka anda tidak akan bisa mencairkan Cheque anda dari Google. Berhati-hatilah dengan itu. Masalah nama ini sudah tidak bisa diganti-ganti lagi bila sudah di-approve, berbeda dengan masalah alamat, boleh diganti-ganti kalau ada kesalahan atau pindah alamat.
Centang semua produk yaitu Adsense for Content dan Adsense for Search.
Select Language : pilih bahasa yang ada di blog kita.
Setelah anda isi semua yang dibutuhkan, klik tombol submit maka akan ada tampilan layar yang berisi Terms & Condition, klik 'I Agree' Selesai..........................
Kini akan ada halaman ucapan terima kasih dari Google karena telah mendaftar di Google Adsense dan anda diminta untuk membuka email anda dimana anda mendaftarkan adsense karena Google akan meminta verifikasi. Segera email anda dan klik link verifikasi tsb, sebelum anda mengklik link verifikasi tsb, permohonan anda belum bisa diproses.
Singkat kata setelah anda mengklik link verifikasi, maka akan ada halaman yang menyatakan bahwa permohonan anda sedang diproses, dan akan selesai biasanya dalam waktu 1 x 24 jam s/d 2 x 24 jam. Berarti 1 s/d 2 hari. Tetapi pengalaman saya sendiri adalah dalam waktu sekitar 12 jam sudah di-approve. Tetapi ada juga yang memang dalam waktu 2 hari di-approve. Entahlah.....bagaimana cara kerja Google itu yang penting kita tunggu saja hasilnya.....
Sekarang kalau web/blog anda sudah di-aprove maka anda akan dikirmkan email berisi selamat datang publisher Google Adsense yang baru. Klik link biru untuk mulai login pertama kalinya ke rekening Adsene anda. Login dengan alamat email anda dan password yang telah kita isikan sebelumnya pada waktu mendaftar.
Disana anda tinggal mengambil kode HTML anda sendiri untuk dipasangkan pada web/blog anda. Beres.....tinggal anda promosikan web blog anda agar mendapatkan trafik yang banyak. Selalu perbaharui web/blog anda supaya penjung selalu berkunjung dan berkunjung terus ke web anda. Dengan banyaknya kunjungan/traffic ke web/blog anda maka semakin banyak pula kemungkinan klik yang anda dapatkan dan semakin banyak pula $$$-nya.
Jangan sekali-sekali anda mengklik iklan sendiri. Pasti akan ketahuan oleh Google, ini yang dinamakan Fraud Click, sangsinya tegas.....account anda akan di banned (PHK) dan nama anda tidak akan bisa mendaftar kembali menjadi publisher selamanya.......
Catatan : bagi yang tidak memungkinkan/tidak bisa untuk membuat blog, mendaftar di Google Adsense sampai pemasangan kode HTML tetapi ingin menjadi publisher juga bisa menyurati saya di jalauang@yahoo.co.id, nanti kita bahas penyelesaiannya.
Sekarang bagaimana kalau 'lamaran' anda tidak di-approve, jangan berkecil hati dulu......sebab Google pasti akan mengirimkan email berisi alasan penolakannya. Dan bila alasan penolakan itu telah dibetulkan oleh kita, segera daftarkan kembali web/blog kita ke Google Adsense, tidak perlu mulai dari awal lagi, sebab Google akan memberikan link pada email penolakan itu yang mana kita tinggal submit kembali setelah ketidak-beresan-nya kita betulkan. Gampang kan???

Kapan kita akan dibayar? Bisakah Google dipercaya?

Anda akan dibayar bilamana pendapatan anda sudah mencapai $100. Pada waktu penghasilan anda telah mencapai $50 maka Google biasanya mengirimkan surat (perpos) kepada kita dan akan ada kode yang harus kita masukkan pada web adsense, yang menandakan bahwa alamat anda sudah benar. Tetapi itu tidak harus, dan belum tentu, tetapi bila $100 anda tercapai Google pasti akan mengirimkan cheque-nya ke alamat anda.
Untuk pertanyaan apakah Google bisa dipercaya, tentu saja bisa.....sebab uang beberapa puluh ribu untuk seorang publisher perbulan bukan apa-apa bagi Google yang menerima jauh lebih banyak lagi dari Adword-nya. Lagipula Google adalah perusahaan Internet yang boleh dibilang terbesar di dunia. Bersaing dengan Yahoo tetapi rasanya Google jauh lebih besar. Ada anekdot, bahwa kekayaan Google jauh melebihi kekayaan beberapa negara kecil di dunia..........

Apa saja yang bisa kita promosikan dan apa syarat-syaratnya?

Yang bisa dipromosikan disini adalah Google For Content, dimana berisi iklan-iklan dari pemasang Adword, Link Ads dimana ada sekelompok Adword yang digabungkan dan kita tinggal memilih yang cocok buat kita, Google for Search dimana pengunjung mencari sesuatu dan mengklik link yang berisi Adword dan terakhir Google for Referral.
Dalam satu halaman web/blog ada maksimal yang bisa dipasang adsense atau search atau referral. Untuk pemasangan Google for Content maksimal 3 buah dengan berbagai variasi ukuran, 1 buah untuk Google for Search, 1 buah untul Text Link, 1 buah untuk masing-masing referral. Semua pemasangan baik adsense for content, text link, Google for Search maupun ketiga referral boleh/bisa dikombinasikan dengan berbagai variasi/ukuran yang telah ada di Google.
Bagi para downline saya di Google Adsense ini yang nantinya pusing dengan pemasangan kode HTML bisa menyurati saya di jalauang@yahoo.co.id. Saya bantu gratis.....

Persyaratan yang untuk diterima sebagai publisher

  • Web harus menggunakan bahasa yang mendukung. Lihat di atas.
  • Tidak ada pornografi apalagi pornografi anakanak.
  • Tidak ada anjuran kekerasan/SARA/ras diskriminasi.
  • Web tentang cara-cara hacking/cracking.
  • Obat-obat bius/Narkoba.
  • MP3, Video dsb yang menyangkut CopyRight.
  • Perjudian
  • Kata-kata tak senonoh/umpatan.
  • Iklan/link berlebihan
  • Popup yang akan mengganggu tampilan Google Adsense.
  • Penjualan senjata termasuk senjata tajam
  • Minuman keras, tembakau/rokok, obat-obatan dengan resep
  • Memanipulasi isi web agar menaikkan ranking di search engine
  • Meminta pengunjung untuk mengklik iklan-iklan, termasuk permintaan donasi dengan cara mengklik iklan.
  • Meminta penguunjung mendownload sesuatu agar web anda bisa tampil.

Persyaratan setelah diterima menjadi publisher

  • Jangan pernah mengklik iklan sendiri. Tekhnologi Google sudah sedemikian canggih untuk mengetahui klik yang tidak jujur tsb.
  • Tidak boleh memasang iklan Google di halaman kosong.
  • Tidak boleh mengganti kode HTML yang diberikan oleh Google kecuali mengganti color dari text dan background.
  • Tidak boleh menggunakan software untuk menghasilkan klik pada Google.
  • Dilarang menyarukan iklan Google dengan iklan lainnya. Yang diperbolehkan, menyarukan iklan Google dengan isi dari web kita, untuk menghasilkan klik dari pengunjung yang ingin tahu lebih banyak. Ini yang disebut teknik blend.
Masih ada beberapa yang tidak diperbolehkan dan anda bisa melihatnya pada TOS nantinya. Tetapi semua yang dilarang itu sebenarnya tidaklah sulit kalau kita mau fair play.
Pelanggaran mengakibatkan account anda akan di-banned dan nama dan alamat anda sekarang ini tidak bisa digunakan kembali untuk mendaftar sebagai publisher. Di-black list istilah kasarnya. http://huangwelly.ifastnet.com

“Pemikiran Modern Ala Barat: Paradigma Baru Pendidikan Islam di Indonesia”

Files under | Posted by Akbar Muzakki



Harian Suara Karya, Jumat 11 Oktober 1985, memuat tulisan Prof. Dr. Harun Nasution yang menekankan perlunya umat Islam mengubah pola pikirnya mengikuti pola pikir Barat modern. Artikel itu berjudul ”Ajaran Islam tentang Akal dan Akhlak”. Harun menulis, bahwa ia pernah mendapat pertanyaan dari Madame Haydar, istri seorang koleganya dari Kedubes Libanon di Brussel, Belgia:

”Mengapa orang-orang Nasrani umumnya berkelakuan baik, berpengetahuan tinggi dan menghargai kebersihan, sedang kita orang Islam umumnya kurang dapat dipercayai bodoh-bodoh dan tidak tahu kebersihan?”

Harun bertanya kepada Madame Haidar:

”Yang Anda maksud barangkali orang-orang Eropa dan bukan orang-orang Nasrani. Eropa memang sedang berada dalam zaman kemajuannya, sedang Timur masih dalam zaman kemunduran. Ekonomi Eropa yang maju mmebuat orang-orangnya mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan baik lebih tinggi sedang Timur yang miskin, orang-orangnya kebanyakan tinggal dalam ketidaktahuan.”

Lalu, Madame Haidar melanjutkan lagi:

”Yang saya maksud bukan orang Eropa, tapi orang Nasrani. Apa yang saya sebut adalah kenyataan di negeri saya sendiri, Libanon. Kalau kita perhatikan orang Islam yang pergi ke mesjid, kita lihat wajah mereka tidak berseri dan pakaiannya kotor-kotor. Tetapi sebaliknya orang-orang Nasrani yang pergi ke gereja bersih wajah dan pakaiannya. Ekonomi mereka lebih baik dari ekonomi orang Islam. Demikian juga pendidikan mereka lebih tinggi. Orang –orang Islam ketinggalan.”

Terhadap pernyataan Madame Haidar itu, Harun Nasution menyatakan persetujuannya. Dia menulis dalam artikelnya tersebut:

”Keadaan umat Islam sebagai digambarkan Madame Haidar itu bukan hanya terbatas bagi umat Islam di Libanon. Hal serupa juga kita alami di Indonesia. Umat Islam di negeri kita lebih rendah ekonomi dan pendidikannya dari umat lain. Masalah kita di Indonesia ialah umat Islam yang berjumlah besar, tetapi ekonominya lemah dan pendidikannya tidak tinggi. Sedang umat lain sungguhpun minoritas mempunyai kekuatan ekonomi dan pendidikan yang baik. Di pusat lahirnya Islam, di Mekah dan Medinah, kita jumpai juga umat Islam tidak mempunyai kemajuan dan dari segi budi pekerti juga tidak menggembirakan. Di Mesir hal yang sama kita jumpai. Umatnya diperbandingkan dengan umat lain yang ada di sana, yaitu sebelum orang-orang Yahudi, Yunani dan lain-lain meninggalkan negeri itu, jauh ketinggalan dalam soal ekonomi, pendidikan dan budi pekerti. Di Turki, Suria, Yordan, Aljazair, India dan Pakistan hal yang sama dijumpai. Maka pengamatan Madame Haidar dalam pertanyaan yang dimajukannya adalah benar untuk dunia Islam pada umumnya. Dialog itu menyadarkan saya bahwa persoalannya bukanlah semata-mata persoalan kebudayaan, tetapi adalah pula masalah agama.”

Demikianlah dialog Harun Nasution dan Madame Haidar yang diungkapkan Harun Nasution dalam artikelnya di Harian Suara Karya.

Setelah menunggu selama tiga minggu dan tidak ada seorang pun yang mengkritik artikel Prof. Harun tersebut, Prof. HM Rasjidi akhirnya memaksakan diri mengangkat pena dan memberikan kritiknya. Saat menjadi Associate Professor di McGill University, Rasjidi adalah orang yang mengusahakan agar Harun dapat melanjutkan studinya di McGill. Tapi, seperti pernah kita bahas dalam beberapa tulisan, belakangan, Rasjidi banyak mengkritik pemikiran Harun Nasution yang dinilainya terlalu berorientasi ke Barat.
"Who Else WantsTo Earn Cash Everyday Using Completely FREE Automated Software?"
HowIt Works:
- Register and Download TheMyBrowserCash™ Software.
- Start Earning Money While You'reOnline!
- Get Paid Via Paypal™ or AlertPay*.

- Share The Wealth™ Referral SystemMakes You Money Even When You're Not Online!

Dalam tanggapannya, Prof. Rasjidi menulis:

”Membaca tulisan Prof. Harun tersebut, saya menjadi sesak nafas, dan bertanya-tanya: Mengapa dengan mudah menerima segala cacian dan penghinaan kepada umat Islam. Kalau dari permulaan kita sudah bersikap: menyerah, tidak percaya diri sendiri, maka tak mungkin kita dapat mempertahankan diri kita. Kalau seorang petinju, sebelum memasuki gelanggang pertarungan, sudah menggambarkan bahwa musuhnya kuat, tak dapat dikalahkan, bahwa pukulannya sangat jitu dan berbahaya, maka mustahillah ia akan memenangkan pertandingan. Rasa kesal saya bertambah ketika membaca paragraf selanjutnya, karena paragraf itu berbunyi: Dialog itu menyadarkan bahwa ”persoalan bukan semata-mata persoalan kebudayaan, tetapi adalah pula masalah agama.”

Rasjidi yang menyelesikan disertasi doktornya dalam studi Islam di Sorbone University, Paris, lalu memaparkan bahwa soal kebodohan dan kekotoran adalah masalah yang dihadapi oleh tiap-tiap umat beragama, bukan hanya persoalan umat Islam. Tapi, kata Rasjidi, ”... hal pertama yang sangat penting adalah: Kita harus mempunyai harga diri.” Dialog antara Harun dengan Madame Haidar, kata Rasjidi, ”Adalah dialog antara dua jiwa yang banyak persamaannya, ya’ni jiwa yang kena cekokan dari Barat bahwa Kristen itu bersih, pandai dan mempunyai sifat-sifat yang baik, sedang Islam adalah kotor, bodoh, perangai jahat dan seterusnya.”

Kritik Prof. Rasjidi terhadap artikel Harun Nasution tersebut sangat penting kita telaah, sebab membuka mata kita, bahwa dalam soal pemikiran Islam, persoalannya bukan semata-mata logika, tetapi ada faktor lain yang juga perlu ditelaah, yaitu soal mental, ”aspek kejiwaan”. Mental minder, mental rendah diri dalam melihat peradaban Barat itulah yang menjadi faktor penting, sehingga seringkali menutup seluruh logika yang sehat.Dengan posisinya sebagai Rektor IAIN Jakarta dan kemudian sebagai Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Jakarta, Harun senantiasa dianggap sebagai peletak dasar pembaruan pendidikan Islam di Indonesia, yang dilakukan melalui IAIN Jakarta. Tahun 1973, bukunya ”Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya” dijadikan sebagai buku rujukan wajib di seluruh Perguruan Tinggi Islam. Dengan dukungan Menteri Agama Mukti Ali – yang juga alumnus McGill University -- proyek pembaratan (Westernisasi) IAIN kemudian dilakukan secara sistematis. Pelan tapi pasti, sejak 35 tahun lalu (tahun 1973), kiblat studi Islam di IAIN diarahkan ke Barat.

Dalam kaitan inilah, peran pusat Studi Islam McGill Kanada yang didirikan oleh Prof. Wlfred Cantwell Smith sangat signifikan. Peran besar McGill dalam pembaratan studi Islam di Indonesia dijelaskan dalam buku ”Paradigma Baru Pendidikan Islam”, yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI tahun 2008. Ditulis dalam buku ini:

”Melalui pengiriman para dosen IAIN ke McGill dalam jumlah yang sangat masif dari seluruh Indonesia, berarti juga perubahan yang luar biasa dari titik pandang tradisional studi Islam ke arah pemikiran modern ala Barat. Perubahan yang paling menyolok terjadi pada tingkat elit. Tingkat elit inilah yang selalu menggerakkan tingkat grass root.” (hal. 6, cetak tebal dan miring dari saya, Adian).

Tentang peran Harun Nasution dalam pembaratan IAIN ditulis dalam buku ini:

”Harun Nasution mengusung pembaruan pemikiran keislaman. Dia mengenalkan multi pendekatan dan memperjuangkannya dengan sangat konsisten. Pengaruh pemikirannya sangat kuat di kalangan IAIN dan STAIN seluruh Indonesia dan masih dirasakan sampai sekarang.” (hal. 7)

Ditulis dalam buku ini, bahwa pembaruan Islam perlu dilakukan, karena yang menjadi masalah umat Islam Indonesia adalah bahwa sampai saat ini adalah kurang berkembangnya pandangan pluralistik atau penghargaan atas perbedaan di kalangan umat. Pada zaman Harun, tulis buku ini, pengajaran keagamaan sangat normatif dan terpaku pada salah satu paham atau aliran pemikiran, atau bahkan kelompok atau pemikiran orang tertentu dan sangat fiqih oriented. Model pendidikan yang seperti itu dapat dipastikan akan menghasilkan lulusan yang mempunyai pemahaman dan pemaknaan agama yang sempit. ”Dampak negatifnya adalah kemungkinan munculnya pemahaman yang melihat segala hal yang berbeda dengan paham tersebut sebagai salah, menyimpang dan bahkan sesat.” (hal. 8).

Untuk melakukan pembaruan pemikiran Islam di IAIN, Harun Nasution mencari akar pembenarannya dalam teologi rasional ala Mu’tazilah dan mengenalkannya kepada masyarakat lewat buku dan pengajarannya di IAIN dan program pascasarjana IAIN Jakarta. ”Selama menjadi rektor (1973-1984) dan setelahnya sampai tahun 1990-an sebagai Direktur pada program studi lanjutan pertama yang dibuka di IAIN Jakarta, Nasution mengembangkan pemikiran Islam rasional dan menjadikan program S1 dan pasca sarjana IAIN Jakarta sebagai agen pembaharuan pemikiran dalam Islam dan tempat penyemaian gagasan-gagasan keislaman yang baru.” (hal. 8).

Membaca buku ”Paradigma Baru Pendidikan Islam” yang diterbitkan Departemen Agama ini kita menjadi paham, bagaimana proyek pembaratan IAIN ini secara sistematis dijalankan selama lebih dari 30 tahun. Pemuktazilahan IAIN seperti digambarkan dalam pemikiran Harun hanyalah slogan, karena faktanya adalah pembaratan, seperti yang dibanggakan sebagai bentuk kemajuan dalam pendidikan Islam. Inilah yang dikatakan sebagai ”Paradigma Baru Pendidikan Islam”.

Jika kita membaca buku yang disusun para alumni Studi Islam McGill ini, yang dikatakan sebagai ”Paradigma Baru” dalam pendekatan studi Islam tidak lain adalah mengikuti pendekatan studi Islam yang menekankan pada pendekatan sejarah (historis) dan bukan pendekatan normatif. Metode pendekatan sejarah ini digunakan antara lain karena kekaguman Mukti Ali terhadap gurunya di McGill, yaitu Prof. Wilfred Cantwell Smith, seperti ditulis dalam buku ini:
Banner2
”Smith adalah sosok yang kemudian selalu dikagumi Mukti Ali karena sikap ramahnya terhadap Islam dan metodologi yang dipakainya dalam mempelajari Islam. Menurut Mukti Ali, Smith tidak hanya menarik dari sisi simpatiknya terhadap Islam tetapi juga dari pendekatan holistik yang digunakannya. Bahwa Islam tidak semata fenomena normatif, tetapi harus dipandang dari sudut lain, sebagai fakta sejarah dan sebagaimana agama-agama lain di dunia, Islam muncul dalam peradaban manusia. Maka pendekatan yang digunakan pun pendekatan kemanusiaan. Empiris kemanusiaan menjadi pendekatan yang dipilih untuk mendekati ajaran Islam dan fenomena umatnya.” (hal. 10).

Buku ini sebenarnya menceritakan kesuksesan proyek kerjasama McGill dengan UIN Jakarta dan UIN Yogya. Karenanya proyek ini akan diteruskan. Ada dua hal penting yang dikembangkan dalam kerjasama ini. Yaitu penyelenggaraan proram Kajian Antar Bidang dalam studi Islam (Interdisciplinary Islamic Studies/IIS) dan pengembangan kurikulum berbasis gender. Dalam IIS, yang ditekankan adalah kajian Islam yang menekankan pada konteks sosial dan historis. ”Oleh karena itu, kajian Islam yang memperhatikan konteks sosial dan historis serta menggunakan pendekatan-pendekatan ilmu sosial sangatlah dibutuhkan.” (hal. 168).


 
Marilah kita simak betapa naifnya alasan dan tujuan penggunaan metode studi Islam model Barat ini:

”Terlebih selama ini pendekatan yang digunakan dalam dunia pendidikan secara dominan masih bersifat normatif dan kurang historis. Dengan demikian, program ini akan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki paradigma historis dalam kajian Islam. Pendekatan historis dan empirik dalam kajian agama akan dipandang penting untuk meningkatkan tradisi keilmuan dan menciptakan model pemahaman keagamaan yang bijak, demokratis dan toleran.”

Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Membaca buku ini kita menjadi lebih paham, mengapa buku-buku Studi Islam di Perguruan Tinggi saat ini semakin banyak dijejali dengan pendekatan historis ala Barat. Ternyata, memang semua ini adalah proyek pembaratan secara sistematis. Metode ini telah mengubah cara pikir begitu banyak cendekiawan yang terjebak kepada ”penyamaan” Islam dengan agama-agama lain, dengan menempatkan Islam sebagai bagian dari produk sejarah. Padahal, Islam adalah agama wahyu yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda dengan agama-agama lain. Al-Quran juga merupakan teks wahyu yang tidak sama dengan kitab-kitab lain yang merupakan teks manusia dan teks sejarah. Karena itu, metode pemahamannya juga tidak bisa begitu saja menggunakan pendekatan pemahaman historisitas yang serba relatif.

Kita sudah beberapa kali disuguhi pemikiran yang menggelikan dari sejumlah dosen UIN/IAIN yang menggunakan metode pendekatan historis kontekstual dalam studi Islam. Misalnya, mereka menghalalkan perkawinan antara Muslimah dengan laki-laki non-Muslim dengan alasan hal itu tergantung konteks sejarah dan budaya Arab yang patriarki. Ada juga dosen syariah IAIN Semarang – yang menggunakan pendekatan sejarah – yang kemudian berpendapat bahwa mahar dalam perkawinan bisa juga diberikan oleh mempelai wanita, tergantung situasi sosial dan budayanya. Keharusan memberikan mahar bagi laki-laki, menurut dia, adalah kaena ayat Al-Quran turun di Arab yang budayanya patriarki.

Menyimak semua ini tidak sulit bagi kita untuk melihat sebuah bentuk penjajahan intelektual yang sangat sistematis dalam merusak pemikiran Islam. Dengan pendekatan historis kontekstual ini, tidaklah sulit bagi kita untuk memahami, kemana arah tujuan studi Islam ala Barat ini dikembangkan. Yaitu, tirulah cara berpikir Barat yang serba relatif. Kebenaran tergantung pada situasi sosial dan budaya. Tidak ada kebenaran yang tetap. Dalam kasus ”aurat wanita”, misalnya, akan dikatakan bahwa aurat itu fleksibel tergantung situasi sosial dan budaya. Begitu juga dalam soal-soal ajaran dan hukum Islam lainnya. Ujung-ujungnya, para mahasiswa dan sarjana digiring untuk berpikir ala Barat yang bersikap netral terhadap ”al-Haq dan al-Bathil”; yang tidak bicara lagi soal ”Iman dan kufur”, ”tauhid dan syirik”, dan sebagainya. Semua itu dianggap sebagai hal normatif.

Kita mengimbau kiranya pejabat dan para cendekiawan kita sadar akan kekeliruan dan bahaya besar dalam pengembangan studi Islam model Barat di perguruan Tinggi Islam. Sangat memprihatinkan jika ternyata yang disebut sebagai ”Paradigma Baru Studi Islam” adalah ”Paradigma Pemikiran Modern Ala Barat” seperti yang dipaparkan dalam buku ini.

Kita melihat hal yang sangat ironis. Begitu mudahnya para cendekiawan itu dicekoki pemahaman yang sangat naif dan tidak realistis bahwa masalah utama umat Islam Indonesia adalah kurangnya pemahaman Islam yang pluralis, pemahaman yang historis; bahwa kajian Islam yang normatif adalah sumber masalah, sumber intoleransi umat beragama, dan sebagainya. Karena itu, perlu digunakan ilmu-ilmu sosial Barat dalam studi Islam, agar menghasilkan pemahaman yang tidak mutlak, yang toleran, dan seterusnya!

Bukankah ini logika yang naif! Bukankan Barat sendiri terbukti sangat tidak toleran, karena terus-menerus memaksakan sekularisme, liberalisme, pluralisme dan paham Barat lain kepada seluruh umat manusia. Mereka yang ingin menerapkan ajaran Islam dalam kehidupannya, yang menolak pandangan hidup Barat, secara serampangan lalu diberi cap ”fundamentalis”, ”radikal”, ”konservatif”, dan seabrek ’julukan miring’ lainnya. Yang mau ikut Barat dipuji-puji sebagai kaum intelektual yang toleran, progresif, dan sebagainya. Jangan heran, jika di antara mereka, lahir orang-orang seperti Geert Wilders, sutradara film Fitna, yang menyampaikan pesan di akhir film-nya: ”Stop Islamization. Defend our freedom!”. Peradaban seperti inikah yang disebut toleran?

Dalam artikelnya di Majalah ISLAMIA (edisi 1/2004), Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud, guru besar bidang pendidikan dan pemikiran Islam di Universitas Islam Internasional Malaysia, mengingatkan dampak besar penggunaan metode Barat dalam pemahaman Islam, seperti hermeneutika: ”Jika kita mengadopsi satu kaedah ilmiah tanpa mempertimbangkan latar-belakang sejarahnya, maka kita akan mengalami kerugian besar. Sebab kita akan meninggalkan metode kita sendiri yang telah begitu sukses membantu kita memahami sumber-sumber agama kita dan juga telah membantu kita menciptakan peradaban internasional yang unggul dan lama.”
Points2Shop

Points2Shop

Seabrek argumentasi bisa kita berikan tentang perlunya umat Islam tidak tunduk kepada metode Barat dalam memahami Islam. Tapi, seperti disampaikan Prof. HM Rasjidi saat mengkritik Prof. Harun Nasution, bahwa masalahnya bukan hanya terletak pada soal logika, tapi ada aspek ”kejiwaan” yang terlibat di dalamnya.

Ada baiknya kita hayati nasehat Pak Rasjidi, ”Kita harus mempunyai harga diri!” [Jakarta, 11 Rabiulakhir 1429 H/18 April 2008/www.hidayatullah.com].

 Silahkan Anda Join Kalau Nggak Repot ???, Kalau Sibuuk
yaaa, Silahkan dibaca sedikit saja........  ,
Mumpung Gratisssssss,   Silahkan    ,......
Saturday, January 28, 2012 12:00 PM
Kota Vezac di daerah Dordogne, Perancis, adalah rumah bagi salah satu lanskap paling indah di muka bumi. Terhampar sejauh 130 meter dari Lembah Dordogne, berdiri sebuah puri tua dari abad kedelapan belas bernama Marqueyssac. Puri ini menjadi istimewa bukan hanya karena nilai historis yang dimilikinya, namun juga karena taman indah seluas 22 hektar yang mengelilinginya. [...]

Perempuan Misterius ‘Pembela Hak Pejalan Kaki’
Saturday, January 28, 2012 10:00 AM

Perempuan misterius yang berada dalam video ‘Pembela Hak Pejalan Kaki’ di Youtube sedang menjadi pembicaraan di media sosial. Perempuan misterius itu bisa menjadi contoh untuk menuntut hak pejalan kaki dengan cara simpatik. Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan misterius dalam sebuah video di Youtube yang diposting oleh Shantonio Siagian, pemilik akun ‘wierki14′ pada 3 September 2009. Video [...]

Maklumat dari Senayan
Saturday, January 28, 2012 8:00 AM

Maklumat dari Senayan kami sampaikan kepada seluruh Rakyat Indonesia dimanapun berada ….. Bahwa sehubungan dengan pemberitaan yang terus memojokkan kami sebagai Wakil Rakyat, maka disampaikan bahwa kami Wakil Rakyat sesungguhnya telah menjalankan amanah kami dengan baik dalam mewakili rakyat Indonesia : Rakyat mau kaya sdh kami wakili. Rakyat mau mobil mewah sdh kami wakili Rakyat [...]

3 Hal yang Terlewat Mahal di Jepang
Friday, January 27, 2012 12:00 PM

Kita tahu bahwa Jepang memang terkenal sebagai negara dengan biaya hidup yang tinggi. Tapi tampaknya beberapa hal sengaja dijual kelewat mahal disana. Berikut adalah 3 hal yang dianggap terlalu mahal oleh para turis asing yang sedang berkunjung ke Jepang… 1. Makan di Restoran Meskipun ada banyak restoran menawarkan harga yang wajar karena krisis ekonomi, banyak [...]

10 Film Indonesia Terlaris Tahun 2011
Friday, January 27, 2012 10:00 AM

Di atas kertas, 2011 adalah tahun yang buruk bagi sinema Indonesia. Jumlah penonton menurun. Apabila tahun sebelumnya film Indonesia ditonton sekitar 16 juta orang, tahun 2011 sekitar 14 juta orang saja. Fakta yang mengkhawatirkan, apalagi kalau mengingat film Indonesia pernah meraup 30 juta penonton lebih di tahun 2009 dan 2008. Padahal, jumlah film yang beredar [...]

Giethoorn, Desa Terapung di Belanda
Friday, January 27, 2012 8:00 AM

Giethoorn adalah desa wisata di Belanda,yang dijuluki “Venesia dari Utara“. Dijuluki seperti itu karena tidak ada kendaraan darat bermotor yang bisa lalu lalang di sana, dan transportasi hanya bisa dilakukan di atas air, di kanal yang bercabang banyak menjadi aliran sungai – sungai kecil. Air yang mengelilingi dan menggenangi desa itu berawal dari datangnya banjir [...]

Apakah Anda Menyukai Tebu atau Gulanya?
Thursday, January 26, 2012 2:00 PM

“Habis manis, sepah dibuang,” betapa pandainya para sepuh kita membuat perumpamaan. Orang-orang yang dinilai sudah tidak berguna lagi disisihkan begitu saja. Kadang kita marah, kalau diperlakukan seperti sepah. Padahal, kita juga akan membuang sepah itu jika sudah tidak ada lagi rasa manisnya. Ini soal siapa pelaku dan siapa korbannya saja. Kita tidak suka jadi korban, [...]

2 comments:

Blogger said...

If you're looking for a reputable contextual advertising network, I suggest you try Chitika.

Blogger said...

Just received my check for $500.

Sometimes people don't believe me when I tell them about how much money you can earn filling out paid surveys online...

So I show them a video of myself getting paid over $500 for paid surveys.